4.2. Pemecahan Saham (Stock Splits)
Split Up
|
|
Pemecahan saham yang mengakibatkan peningkatan
jumlah saham yang beredar dengan cara mengurangi nilai saham tersebut. Rumus
yang digunakan:
a= perbandingan
terkecil
b= perbandingan
terbesar
Seandainya satu lembar
saham dengan nilai pari Rp. 5,- dipecah menjadi 2 lembar saham dengan nilai pari
Rp. 2,50,-. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
2/1 x 800.000 =
1.600.000 lbr
½ x Rp. 5 = Rp. 2,5,-
Tabel
4-3
Pemecahan Saham 1 Menjadi 2
Sebelum
|
Sesudah
|
||
Saham Biasa
|
Saham Biasa
|
|
|
(Rp. 5 x 800.000 lbr)
|
Rp. 4.000.000
|
(Rp. 2,5 x 1.600.000 lbr)
|
Rp. 4.000.000
|
Tambahan:
|
Tambahan:
|
|
|
Modal
|
Rp. 2.000.000
|
Modal
|
Rp. 2.000.000
|
Laba Ditahan
|
Rp. 14.000.000
|
Laba Ditahan
|
Rp. 14.000.000
|
Total Modal Sendiri
|
Rp. 20.000.000
|
Total Modal Sendiri
|
Rp. 20.000.000
|
Terlihat bahwa yang
berubah adalah nilai pari dan jumlah saham yang beredar, sedang nilai semua
rekening tidak berubah. Pemecahan saham atau alternatif deviden saham
persentase besar biasanya dimaksudkan untuk mengurangi nilai pasar per lembar
saham biasa. Tujuan yang prinsip adalah menempatkan saham tersebut dalam
perdagangan yang lebih populer sehingga menarik lebih banyak pembeli.
Perusahaan jarang dapat memelihara kas deviden per lembar saham yang sama,
antara sebelum dan sesudah pemecahan saham. Kemungkinan, pemecahan saham dapat
meningkatkan deviden efektif kepada para pemegang saham. Sebagai contoh,
perusahaan memberi deviden Rp. 2,- per lembar saham sebelum pemecahan saham.
Setelah pemecahan saham, perusahaan memberi deviden Rp. 1,2 per lembar saham.
Seorang pemegang memiliki 100 lembar saham sebelum pemecahan saham, menerima
deviden Rp. 200,-. Setelah pemecahan saham, dia akan menerima deviden sebesar
Rp. 1,2 x 200 = Rp. 240,- setiap tahun.
Split Down
|
|
Split down atau reverse split adalah kebijakan menurunkan
jumlah lembar saham dengan cara pengurangan jumlah lembar saham menjadi lembar
yang lebih sedikit dengan penambahan harga nominal per lembar secara
proposional. Rumus yang digunakan:
a= perbandingan
terkecil
b= perbandingan
terbesar
Studi kasus:
PT. AKSA memiliki
16.000 lembar saham dengan harga nominal Rp. 4.734/lembar, agio saham Rp.
43.600.400. laba yang ditahan sebesar Rp. 26.789.600. Jika perusahaan
melakukan:
1.
Split up “four to six”, buatlah stuktur modal baru setelah split up dan
berikan analisisnya.
2.
Split down “seven to two”, buatlah
struktur modal baru setelah split down dan berikan analisisnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar