Selasa, 02 Juli 2013

pemecahan saham (split stock)

4.2.   Pemecahan Saham (Stock Splits)
Split Up
a/b x harga nominal

 
b/a x jumlah lembar saham

 
Pemecahan saham yang mengakibatkan peningkatan jumlah saham yang beredar dengan cara mengurangi nilai saham tersebut. Rumus yang digunakan:

a= perbandingan terkecil
b= perbandingan terbesar
Seandainya satu lembar saham dengan nilai pari Rp. 5,- dipecah menjadi 2 lembar saham dengan nilai pari Rp. 2,50,-. Adapun perhitungannya sebagai berikut:
2/1 x 800.000 = 1.600.000 lbr
½ x Rp. 5 = Rp. 2,5,-
Tabel 4-3 Pemecahan Saham 1 Menjadi 2
Sebelum
Sesudah
Saham Biasa
Saham Biasa

(Rp. 5 x 800.000 lbr)
Rp. 4.000.000
(Rp. 2,5 x 1.600.000 lbr)
Rp. 4.000.000
Tambahan:
Tambahan:

Modal
Rp. 2.000.000
Modal
Rp. 2.000.000
Laba Ditahan
Rp. 14.000.000
Laba Ditahan
Rp. 14.000.000
Total Modal Sendiri
Rp. 20.000.000
Total Modal Sendiri
Rp. 20.000.000

Terlihat bahwa yang berubah adalah nilai pari dan jumlah saham yang beredar, sedang nilai semua rekening tidak berubah. Pemecahan saham atau alternatif deviden saham persentase besar biasanya dimaksudkan untuk mengurangi nilai pasar per lembar saham biasa. Tujuan yang prinsip adalah menempatkan saham tersebut dalam perdagangan yang lebih populer sehingga menarik lebih banyak pembeli. Perusahaan jarang dapat memelihara kas deviden per lembar saham yang sama, antara sebelum dan sesudah pemecahan saham. Kemungkinan, pemecahan saham dapat meningkatkan deviden efektif kepada para pemegang saham. Sebagai contoh, perusahaan memberi deviden Rp. 2,- per lembar saham sebelum pemecahan saham. Setelah pemecahan saham, perusahaan memberi deviden Rp. 1,2 per lembar saham. Seorang pemegang memiliki 100 lembar saham sebelum pemecahan saham, menerima deviden Rp. 200,-. Setelah pemecahan saham, dia akan menerima deviden sebesar Rp. 1,2 x 200 = Rp. 240,- setiap tahun.



Split Down
b/a x harga nominal
 
a/b x jumlah lembar saham

 
Split down atau reverse split adalah kebijakan menurunkan jumlah lembar saham dengan cara pengurangan jumlah lembar saham menjadi lembar yang lebih sedikit dengan penambahan harga nominal per lembar secara proposional. Rumus yang digunakan:

a= perbandingan terkecil
b= perbandingan terbesar
Studi kasus:
PT. AKSA memiliki 16.000 lembar saham dengan harga nominal Rp. 4.734/lembar, agio saham Rp. 43.600.400. laba yang ditahan sebesar Rp. 26.789.600. Jika perusahaan melakukan:
1.      Split up “four to six”, buatlah stuktur modal baru setelah split up dan berikan analisisnya.
2.      Split down “seven to two”, buatlah struktur modal baru setelah split down dan berikan analisisnya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar