1. Nilai Spiritual
Setiap orang mempunyai kebutuhan fundamental
sesuai dengan fitrahnya yang meniliki jasmani dan rohani, dan apabila dikaitkan
dengan berbagai ragam hubungan manusia dalam kehidupannya, di setiap hubungan
tersebut ada hubungan antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan alam, manusia
dengan manusia lain/masyarakat, dan manusia dengan dirinya sendiri. Untuk
memenuhi kebutuhan rohaninya manusia melaksanakan nilai spiritual dalam
kehidupannya.
Nilai spiritual memiliki hubungan dengan sesuatu
yang dianggap mempunyai kekuatan sakral suci dan agung. Karena itu termasuk
nilai kerohanian, yang terletak dalam hati (bukan arti fisik), hati batiniyah
mengatur psikis. Hati adalah hakekat spiritual batiniah, inspirasi, kreativitas
dan belas kasih. Mata dan telinga hati merasakan lebih dalam realitas-realitas
batiniah yang tersembunyi di balik dunia material yang kompleks. Itulah pengetahuan
spiritual. Pemahaman spiritual adalah cahaya Tuhan ke dalam hati, bagaikan
lampu yang membantu kita untuk melihat (Robert Frager 2002: 70).
Bila dilihat tinggi rendahnya nilai-nilai yang
ada, nilai spiritual merupakan nilai yang tertinggi dan bersifat mutlak karena
bersumber dari Tuhan Yang Maha Esa (Notonagoro, 1980). Dalam kehidupan
sosial-budaya keterikatan seseorang dihubungkan dengan pandangan hidup suatu
masyarakat atau kehidupan beragama. Setiap orang akan selalu memiliki kekuatan
yang melebihi manusia, dalam pandangan orang beragama disebut sebagai Yang Maha
Kuasa, Allah, Sang Hyang Widi, Tuhan, God, Dewa, Yang Maha Pencipta, dan
sebagainya. Manusia sangat tergantung dan hormat pada kekuatan yang ada di luar
dirinya, bahkan memujanya untuk melindungi dirinya dan bila perlu rela
mengorbankan apa saja harta, jiwa/nyawa sebagai bukti kepatuhan dan ketundukan
terhadap yang memiliki kekuatan tersebut.
Begitu kuatnya keyakinan terhadap kekuatan
spiritual sehingga ia dianggapa sebagai kendali dalam memilih kehidupan yang
baik dan atau yang buruk. Bahkan menjadi penuntun bagi seseorang dalam
melaksanakan perilaku dan sifat dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.
2. Nilai Kemanusiaan
Dalam menjalani kehidupannya, manusia dihadapkan
pada berbagai macam permasalahan hidup yang merupakan hakekat dari kehidupan
itu sendiri. Selama manusia itu hidup maka permasalahan hidup ini tidak akan
pernah lepas dari kehidupannya.
Yang dimaksudkan dengan permasalahan hidup di sini
adalah segala sesuatu yang perlu diatasi ataupun suatu kebutuhan yang harus
dipenuhi. Berikut ini adalah beberapa permasalahan hidup manusia yang bersifat
universal, yaitu dimanapun manusia itu ada maka permasalahan hidup ini sksn
selalu ada. Bagaimana cara menusia itu mengatasi permasalahan tersebut,
misalnya dengan mengambil hikmah, atau upaya yang dilakukan untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya itu, akan menunjukkan kualitas dari diri manusia sebagai
sisi nilai kemanusiaanya.
2.1.Cinta Kasih
Cinta kasih merupakan sesuatu yang tidak dapat
dipisahkan dalam kehidupan manusia. Setiap manusia/orang membutuhkan untuk
mencintai dan dicintai, sebagai kebutuhan yang fundamental. Apabila dikaitkan
dengan berbagai ragam hubungan manusia dalam kehidupannya, disetiap hubungan terdapat
aspek cinta. Ragam hubungan tersebut adalah antara manusia dengan Pencipta
(Tuhan), manusia dengan alam, manusia dengan manusia lain/masyarakat, dan
manusia dengan dirinya sendiri.
Menurut Erich Fromm, ada empat syarat utama yang
harus dipenuhi untuk mewujudkan cinta kasih, yaitu:
1.) Knowledge
(pengenalan), dengan demikian yang bersangkutan akan menerima sebagaimana
adanya.
2.) Responsibility
(tanggung jawab), yang mana masing-masing pihak mempunyai tanggung jawab yang
sama besarnya.
3.) Care (pengasuhan,
perhatian, perlindungan, saling peduli).
4.) Respect (saling
menghormati).
Cinta kasih bisa dipahami dari beragam hubungan yang dijalin oleh
subjek-subjek yang mengadakan hubungan tersebut, yaitu:
Manusia dengan Sang Pencipta, disebut Agape. Bentuknya berupa: pengabdian,
pemujaan disertai kepasrahan.
Manusia dengan manusia lain, yang disebut:
1.) Philia, jika bentuknya cinta persaudaraan atau persahabatan;
2.) Eros, jika cintanya menyangkut aspek ragawi;
3.) Amor, dalam aspek psikologis dan emosional.
Manusia dengan alam sekitar/lingkungan.Bentuk
cinta kasihnya diwujudkan dengan menjaga/melestarikan lingkungan, dengan
menciptakan keserasian, keselarasan, keseimbangan dengan alam/lingkungan.
Sehingga dapat diupayakan suatu kehidupan yang menyengangkan, bahagia dan
sentosa.
Untuk memperjelas uraian tentang cinta kasih,
berikut ini adalah bentuk-bentuk cinta kasih yang antara lain adalah:
1.) Cinta terhadap Tuhan
2.) Cinta Persaudaraan
3.) Cinta Keibuan
4.) Cinta Erotis
5.) Cinta Diri Sendiri.
Sedangkan untuk selanjutnya hanya akan dibahas mengenai cinta terhadap
Tuhan dan Cinta Persaudaraan.