Jumat, 26 April 2013

pengaruh variabel-variabel makro perekonomian indonesia


Pada tulisan kali ini saya akan sedikit membrikan gambaran mengenai bagaimanakah pengaruh variabel-varibel makro terhadap perekonomian indonesia,
Saat in negara kita banyak bergantung terhadap barang impor dari yang pokok sampai yang sekuder sampai uang lux sekalipun. Ini akan berdampak tidak baik terhadap neraca perdagangan karena jika impor > dari ekspor maka akan menyebabkan defisit neraca perdagangan, namun jikalau impor < ekspor akan menyebabkan surplus neraca perdagangan .Baiklah saya akan membahas satu persatu varibel-varibel tersebut yang dirincikan : ekspor, impor, investasi juga pengeluaran pemerintah yang sering kita dengar dengan istilah yang sering kita dengar dengan istilah  Y = C+I+G +(X-M)
Ekspor Menurut Negara Tujuan
Perjanjian perdagangan ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA) yang mulai efektif pada Januari 2010 mendorong tingkat persaiangan global yang makin ketat bagi Indonesia. Meskipun demikian sampai dengan triwulan I-2010 tujuan komoditas ekspor Indonesia ke negara tujuan utama tidak terlalu berpengaruh. Secara umum, seluruh komoditas ekspor masih cukup mampu bertahan dan bahkan ekspansi. Ekspor ke Jepang dan Cina masing-masing mengalami kenaikan hingga 12,31 persen dan 7,35 persen, sementara ekspor ke Amerika Serikat sedikit turun dibanding triwulan 1-2009 yaitu sebesar 10,37 persen.
Ekspor ke negara maju seperti Amerika Serikat dan Jepang cenderung meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi di negara­negara tersebut. Pada saat yang sama ekspor ke Cina juga naik sebesar 18,73 persen dibanding triwulan II-2009. Peningkatan harga komoditas global juga turut mendorong perbaikan ekpor Indonesia dengan pangsa komoditas berbasis sumber daya alam (SDA) yang semakin besar. Pada triwulan IV-2010, ekspor ke negara Cina, Jepang dan Amerika Serikat masing-masing mengalami kenaikan hingga 61,11 persen (Cina), 21,57 persen (Jepang) dan 23,92 persen (Amerika Serikat).

lmpor Menurut Negara Asal
Fenomena yang patut dicermati adalah berita tentang telah membanjirnya produk Cina di Indonesia yang didukung oleh indikator statistik impor. Impor dari Cina pada triwulan 1-2010 telah melonjak menjadi 25,98 persen dari 12,54 persen pada triwulan 1-2009. Kontribusi impor Jepang ke Indonesia naik dari 9,34 persen (pada triwulan I-2009) menjadi 22,44 persen pada triwulan I-2010.
Di satu pihak kontribusi impor Cina dan Jepang ke Indonesia pada triwulan II-2010 naik masing-masing sebesar 18,69 persen dan 15,82 persen dari 16,88 persen dan 12,21 persen pada triwulan II-2009. Di pihak lain, impor Amerika Serikat pada triwulan 11-2010 kontribusinya turun menjadi 7,55 persen, dimana pada triwulan II-2009 telah memberi kontribusi sebesar 8,85 persen. Peningkatan impor dari Cina dan Jepang di triwulan II-2010 ini secara tidak langsung justru menurunkan impor dari Amerika Serikat. Dari total impor, Cina mengambil 18,69 persen pangsa impor, Jepang dengan 15,82 persen dan Amerika Serikat 7,55 persen.
Pada triwulan-Ill Kontribusi impor dari Cina mencapai 18,45 persen, sedangkan dari Jepang dan Amerika Serikat kontribusinya masing-masing sebesar 16,13 persen dan 9,42 persen. Pada triwulan IV-2010, kontribusi impor dari Cina, Jepang dan Amerika Serikat ke Indonesia semuanya mengalami peningkatan. Kontribusi impor dari Cina mencapai 18,14 persen, sedangkan dari Jepang dan Amerika Serikat kontribusinya masing-masing sebesar 15,71 persen dan 7,73 persen.

Neraca Perdagangan Indonesia
Total ekspor selama 2010 adalah sebesar US $ 157,7 miliar dimana dari nilai tersebut Ekspor non-migas mencapai US $ 129,67 miliar. Total impor selama 2010 adalah sebesar US $ 135,6 miliar dengan nilai impor non-migas sebesar US $ 108,24 miliar. Surplus perdagangan 2010 mencapai US $ 22,1 miliar, terdiri dari surplus non­migas US $ 21,4 miliar dan migas US $ 0,6 miliar. Surplus perdagangan non-migas tahun 2010 adalah tertinggi sejak memasukkan nilai impor kawasan berikat di tahun 2008.
Nilai tersebut juga lebih tinggi dibandingkan dengan surplus perdagangan non-migas 2009 yang mencapai US $ 19,6 miliar. Pada paruh pertama 2010, neraca perdagangan menunjukkan surplus di atas 1 miliar USD, kecuali pada bulan April dan Juni. Selanjutnya pada paruh kedua, bulan Juli terjadi defisit namun surplus kembali di bulan Agustus. Pada bulan September hingga Desember 2010, surplus bulanan menembus 2 miliar USD, dengan catatan bulan Desember 2010 mencapai angka 3,7 miliar USD. Secara umum dapat disimpulkan bahwa ekspor non-migas Indonesia tahun 2010 menunjukkan kinerja yang sangat baik yang akhirnya memiliki dampak positif terhadap neraca perdagangan Indonesia tahun 2010.

 Pengaruh investasi
Peningkatan investasi sumberdaya manusia akan mendorong pada peningkatan produktivitas tenaga kerja yang selanjutnya akan dapat memacu laju pertumbuhan ekonomi. Instrumen peningkatan investasi sumberday manusia lebih efektif dalam meningkatkan pendapatan dan menurunkan ketimpangan pendapatan rumahtangga dibandingkan dengan bantuan langsung tunai. Tidak ditemukan adanya pola yang sistematik antara tingkat pertumbuhan ekonomi dengan ketimpangan distribusi pendapatan seperti yang dihipotesiskan oleh Kuznet. Tingkat pertumbuhan ekonomi tinggi tidak diikuti dengan tingginya tingkat ketimpangan dalam distribusi pendapatan, sebaliknya, pertumbuhan ekonomi tersebut dapat menurunkan tingkat ketimpangan dalam distribusi pendapatan kelompok rumahtangga, terutama bagi kelompok rumahtangga buruh pertanian dan pengusaha pertanian.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar