Di
zaman moderenisasi seperti ini, hampir semuanya dikaitkan dengan teknologi
yang canggih. Setiap saat nya selalu ada inovasi baru dari sebuah rancangan
teknologi . yang mana bila kita tidak bisa mengikuti kecanggihan teknologi baru
ini maka kita akan tertinggal jauh . nah diera globalisasi seperti ini semuanya melakukakan evolusi ,
bermetamorfosis , dan bagaimanakah dengan koperasi ? koperasi semakin lambat
laun tampaknya tidak menunjukan adanya perubahan inovasi baru , jika koperasi
tidak mampu bersaing diera globalisasi ini maka lambat laun koperasi akan punah
, seperti binatang purba zaman dahulu .
Era
globalisasi ini semuanya sangatlah kejam , harus solvable , rentable , semuanya
berlomba- lomba dalam hal inovasi agar tidak kehilangan pangsa pasar atau agar
tidak terlempar dari pangsa pasar . Sebenarnya koperasi ini mampu untuk
bersaing diera globalisasi , asalkan teknologi yang digunakan juga inovasi
teknologi sekarang . dengan kebijakan – kebijakan baru . yang lebih
mengedepankan tujuan koperasi .
Perjalanan koperasi sebagai salah satu pilar ekonomi nasional adalah
perjalanan panjang sejarah ekonomi bangsa ini. Setelah Indonesia merdeka
koperasi diterima sebagai satuan ekonomi yang sesuai untuk Indonesia dan
ideologi Pancasila. Hal ini dikarenakan koperasi cocok dengan watak ekonomi
Pancasila (ekonomi yang bersendi pada seluruh nilai-nilai moral dan mengacu
pada seluruh aspek kehidupan sila-sila dari Pancasila). Ekonomi Pancasila menekankan
kemandirian dan pemerataan kesejahteraan sosial sebagaimana tercakup dalam sila
ke-lima. Secara tersirat sila tersebut menggambarkan pentingnya distribusi
keadilan dalam berbagai bidang termasuk ekonomi. Artinya kesejahteraan ekonomi
bukanlah milik segelintir orang di Indonesia tetapi menjadi hak segenap rakyat.
Perjalanan koperasi untuk mendukung perkembangan Usaha Kecil dan Menengah
(UKM) di Indonesia telah melewati proses panjang. Setelah koperasi
diterima sebagai satuan ekonomi yang mendasar dalam mengembangkan ekonomi
pribumi pasca proklamasi, maka hampir semua desa diarahkan untuk membentuk
koperasi primer. Namun demikian sejumlah masalah yang dihadapi koperasi
membuatnya belum bisa menjadi tulangpunggung ekonomi rakyat. Selain kebijakan
ekonomi di masa lalu yang belum berpihak pada koperasi dan UKM persoalan
lainnya yang dihadapi adalah kekurangan modal, manajemen lemah, kesulitan
menjangkau pasaran dan tentu saja kurangnya sumber daya manusia (SDM) yang
mengurus koperasi. Lemahnya kelembagaan ini juga terjadi pada koperasi
karena rendahnya pemahaman perkoperasian oleh para pengelola, pengurus maupun
anggota. Partisipasi anggota dalam usaha dan pengelolaan koperasi cukup
memprihatinkan. Hal ini bisa dilihat dan rendahnya pelaksanaan Rapat Anggota
Tahunan (RAT) oleh koperasi aktif. Rapat ini semestinya berfungsi sebagai
evaluasi manajerial dan sekaligus membentuk rencana pengembangan bagi koperasi.
Arah pengembangankoperasi kedepan semestinya tidak hanya berorientasi
pada bertambah jumlahnyamelainkan peningkatan efisiensi peran.
Penambahan jumlah tanpa peningkatan efisiensi tentu tidak akan membawa pengaruh
signifikan bagi peningkatankesejahteraan rakyat.
Ini adalah tantangan besar koperasi yang harus disikapi dengan serius dan
usaha keras. Kita perlu menyambut baik keinginan Kementrian Koperasi dan UKM yang
mencanangkan koperasi dan UKM sebagai pilar ekonomi rakyat. Mengacu pada
Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 47 tahun 2009 tentang Pembentukan
dan Organisasi Kementerian Negara, bahwa Kementerian Koperasi dan UKM bertugas
menangani urusan pemerintahan dalam rangka penajaman, koordinasi, dan
sinkronisasi program pemerintah bidang pemberdayaan koperasi dan UKM. Tugas
Kementerian Koperasi dan UKM adalah merumuskan kebijakan dan mengkoordinasikan
perencanaan, pelaksanaan, pemantauan serta pengendalian pemberdayaan koperasi
dan UKM di Indonesia.
Wujud keseriusan ini nampak pada Rencana Strategis 2010-2014 yaitu
meningkatkan Koperasi berkualitas (10%) dan tumbuhnya (5%) jumlah koperasi
aktif secara nasional. Upaya lain adalah menumbuhkan iklim usaha yang kondusif
bagi pengembangan usaha koperasi dan UKM pada berbagai tingkatan
pemerintahan,meningkatkan produktivitas, daya saing dan kemandirian koperasi
dan UKM di pasar dalam dan luar negeri, dan mengembangkan sinergi dan
peran serta masyarakat dan dunia usaha dalam pemberdayaan koperasi dan UKM. Ini
menunjukkan keseriusan untuk menjadikan koperasi sebagai tulangpunggung
penggerak ekonomi rakyat.
Jika target tersebut terealisasi maka koperasi akan menjadi kekuatan
ekonomi yang besar dan mampu menjadi soko guru ekonomi nasional. Untuk menuju
pada tujuan tersebut perlu dilakukan langkah-langkah serius guna mempersiapkan
koperasi menjadi lembaga yang profesional dan berkualitas. Sudah tidak jamannya
lagi koperasi dikelola dengan asal-asalan. Untuk itu pemerintah melalui
Kementrian Koperasi dan UKM, Dekopin, dan instansi terkait lainnya perlu
mengadakan pelatihan dan pembinaan secara intensif terhadap SDM koperasi.
Pemerintah bisa melibatkan perguruan tinggi agar upaya tersebut bisa
dilaksanakan dengan cepat dan hasilnya sesuai yang diharapkan.
Hal lain yang tidak kalah penting dalam upaya revitalisasi peran koperasi
adalah terobosan dalam kebijakan kredit usaha. Bantuan modal untuk UKM yang
selama ini disalurkan oleh bank agar bisa dikelola oleh koperasi. Ini bertujuan
agar kebutuhan permodalan bagi UKM dapat segera terpenuhi. Salah satu keluhan
yang selama ini sering muncul dari pengusaha kecil adalah sulitnya prosedur
yang ditetapkan oleh bank bagi UKM sehingga timbul keengganan untuk mengajukan
bantuan modal. Dana masyarakat yang terkumpul di bank sudah mencapai Rp
2.100 trilliun. Sesuai dengan ketentuan perbankan, 80% dari dana masyarakat itu
seharusnya dikembalikan ke masyarakat dalam bentuk pinjaman atau Loan Deposit
Ratio (LDR). Untuk mempermudah dan memperpendek prosedur peminjaman,
keterlibatan koperasi sangat diperlukan sebagai mitra perbankan.
Penyederhanaan tersebut diharapkan dapat memicu semangat masyarakat untuk
membuka usaha sendiri tanpa bergantung pada lapangan kerja yang disediakan
pemerintah. Dengan jaringan yang luas dan menjangkau sampai ke pelosok pedesaan
koperasi adalah saluran distribusi yang bisa diandalkan bagi penyaluran kredit
usaha. Selain menyalurkan bantuan permodalan, koperasi juga harus secara aktif
melakukan pembinaan terhadap masyarakat dan UKM agar mereka membenahi kelemahan
manajemen yang selama ini ada. Jika semakin banyak usaha kecil dan menengah
yang tumbuh di tengah masyarakat maka ini berarti ekonomi rakyat telah mulai
bangkit.
Namun perlu disadari, bahwa kondisi tersebut hanya bisa dicapai jika
koperasi secara serius melakukan pembenahan intern dengan
meningkatkan profesionalisme kerja sehingga ketika diberi kesempatan untuk
membina dan mengembangkan UKM mereka bisa melakukan dengan baik. Selain
itu segenap anggota harus memegang teguh “rasa memilki” terhadap perjuangan
koperasi karena hal ini merupakan faktor utama yang menyebabkan koperasi mampu
bertahan pada berbagai kondisi sulit. Dengan mengandalkan “rasa memiliki” yang
berimbas pada loyalitas anggota dan kesediaan anggota untuk berjuang bersama
menghadapi berbagai kesulitan, akan membuat koperasi mampu mengatasi berbagai
tantangan yang dihadapi. Hal tersebut menjadi faktor pembeda koperasi
dengan lembaga usaha lain dimana dalam koperasi terdapat nilai-nilai dan
prinsip yang tidak terdapat atau tidak dikembangkan secara sadar dalam organisasi
lain.
Faktor lain yang akhir-akhir ini memperburuk citra koperasi adalah
rendahnya kredibilitas. Banyak koperasi yang dijadikan kedok untuk aksi
penipuan dan usaha lain seperti rentenir sehingga menimbulkan keresahan di
masyarakat. Kasus koperasi Langit biru yang menipu hampir 120 ribu nasabahnya,
menurunkan kredibilitas lembaga koperasi. Kondisi tersebut terjadi ketika
tingkat kepercayaan masyarakat kepada koperasi semakin tinggi sehingga
mengundang orang-orang yang berniat jahat untuk melakukan tindakan penipuan.
Beragam persoalan yang bisa menghambat perkembangan koperasi tersebut harus
diatasi agar koperasi mampu memainkan perannya. Oleh sebab itu pemahaman atas
nilai-nilaI koperasi berupa keterbukaan, demokrasi, partisipasi, kemandirian,
kerjasama, pendidikan, dan kepedulian pada masyarakat harus menjadi pilar utama
dalam perkembangan suatu koperasi. Kerja keras dari insan perkoperasian
bagi berkembangnya ekonomi kerakyatan adalah prestasi yang sangat ditunggu oleh
bangsa ini agar keinginan untuk mandiri dan berdaya di bidang ekonomi dapat
tercapai.
Dalam
kenyataan sebenarnya balik lagi apakah koperasi mampu atau tidak menghadapi era
globalisasi ini ? jawaban nya adalah balik lagi kepada para pengurus koperasi
yang harus mampu mengenalkan koperasi dengan baik kepada masyarakat . karena
jika kita lihat contohh kecilnya saja , mengapa masyarakat lebih memilih
minimarket , indomart atau alfamart sebagai sarana pemenuhan kebutuhan
sehari-harinya ? karena mini market ataupun indomart atau alfamart senantiasa
melakukan iklan atau senantiasa mengadakan komunikasi yang baik dengan
masyarakat, pada even-even tertentu mengadakan diskon dari sebgian produk nya ,
dan juga pembuatan brosur setiap akhir pekannya selalu diberikan kepada
masyarakat , agar masyarakat tahu produk-produk baru maupun jika ada perubahan
harga .
Seharus
nya begitu juga dengan koperasi melakukan komunikasi yang baik dengan
masyarakat adalah salah satu cara agar koperasi mampu mengahadapi tantangan di
era globalisasi ini. Bagaimana dengan cara yang lain nya ? sama saja ikuti saja
teknologi yang baru-baru ini , namun
apapun bentuk promosi nya tetap saja ini intinya untuk menjalin komunikasi yang
dengan masyarakat . agar masyarakat still hang on with koperasi ini .
Nah
selain komunikasi yang baik , juga sistem pengelolaan kantornya . gunakan juga
tenaga pembukuan agar pemasukan dan
pengeluaran bisa dirinci dengan jelas. Selain itu jika bisa gunakan juga
software koperasi agar kita benar-benar bisa mengikuti perubahan inovasi
teknologi y ang ada .
Berikan
cover yang baik dari koperasi yang akan dikelola , dan juga masyarakat biasanya
memang mudah mengenal suatu logo dengan menggunakan logo yang unik , karena
sudah ketentuan koperasi logo nya seperti itu, maka percantiklah ukuran dan
perjelaslah warnanya. Kalau misalkan
kita berbelanja dikoperasi, boleh juga joperasi mencetak plastik belanja yang
berlambang koperasi ini juga salah satu daya tarik warga untuk membeli, atau
melakukan transaksi dikoperasi ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar