KEADAAN PEREKONOMIAN
Pertumbuhan ekonomi di indonesia terus mengalami peningkatan
daritahun ke tahun, dengan memasukan sektor migas maupun non migas. Pada
tahun2006 persentase pertumbuhan ekonomi mencapai sebesar 5,5 persen
denganmemasukan sektor migas dan 6.1 persen tanpa sektor migas, hal ini
menunjukanpersentase pertumbuhan ekonomi di indonesia mengalami
peningkatan sebesar1,9 persen dengan sektor migas, dan 1,2 persen tanpa
memasukan sektor migasdari tahun 2002.Sedangkan untuk nilai tukar Rupiah Indonesia
terhadap USD berfluktuasidari tahu ke tahun. Pada tahun 2002 nilai tukar Rupiah
sebesar 9318 Rp/USDmenurun menjadi 8593 Rp/USD pada tahun 2003, kemudian
meningkat kembalisebesar 347 menjadi 8940 Rp/USD pada tahun 2005 dan
menurn kembalimenjadi 9050 Rp/USD pada tahun 2006.Selanjutnya, untuk
cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatansecara terus menerus dari tahun
ke tahun, dimana pada tahun 2002 cadangandevisa hanya sebesar 32 (USD milyar)
meningkat menjadi 36,6 pada tahun 2003dan meningkat hingga mencapai 42,6 (USD
Milyar) pada tahun 2006 (USDmilyar).Persentase defisit anggaran terhadap
PDB pada tahun 2002 sebesar 1,3persen meningkat menjadi 1,7 persen pada tahun
2003 dan menurun menjadi 0,5persen pada tahun 2005 kemudian meningkat kembali
menjadi 0,9 persen padatahun 2006.
¨
PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN
Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2002-2006 diIndonesia
berfluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk miskin pada tahun2002 sekitar
38,40 juta jiwa (sekitar 25,10 juta jiwa di perdesaan, dan sekitar13,30 juta
jiwa di perkotaan). Angka ini pada tahun 2003 berkurang hinggamenjadi sekitar
37,30 juta jiwa, penurunan hanya terjadi di perkotaan yaitumenurun
menjadi 12,20 juta jiwa, sedangkan di perdesaan tidak mengalamipenurunan. Pada tahun 2004 jumlah
penduduk miskin mengalami penurunansekitar 1,2 juta jiwa yaitu
berkurang hingga menjadi 36,10 juta jiwa (sekitar 11,40juta jiwa di perkotaan,
dan sekitar 24,80 juta jiwa di perdesaan), atau berkurangsekitar sekitar 1,54
persen dari tahun 2002. Pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin terus
mengalami penurunan hingga menjadi 35,10 juta jiwa penurunanhanya terjadi di
perdesaan yaitu menurun sebesat 2,1 juta jiwa sedangkan diperkotaan meningkat
sekitar 1,0 juta jiwa dari tahun 2004. Pada tahun 2006jumlah penduduk miskin
mengalami peningkatan hingga mencapai 39,30 jutajiwa, peningkatan
terjadi di perkotaan dan perdesasan (sekitar 14,49 juta jiwa
INFLASI
DAN PENGANGGURAN
Salah satu penyakit
perekonomian yang tidak dikendaki oleh setiap rezim pemerintahanmanapun adalah
inflasi dan pengangguran. Inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat,
yang akan berdampak buruk pada peningkatan kesejahteraan hidup
masyarakat. Pengangguran bukan hanya berdampak negatif terhadap pelemahan
pendapatannasional, tetapi lebih dari itu, pengangguran yang tidak terkendali
memicu konflik sosial dan kestabilan nasional.
A.Pengertian Inflasi
Inflasi adalah gejala
kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari
definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakantelah
terjadi inflasi:
•Kenaikan HargaHarga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi
lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya.
•BersifatUmumKenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikantersebut
tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
•Berlangsung
Terus-menerusKenaikan harga
yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi,
jikaterjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam
rentang waktuminimal bulanan. Sebab
dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifatumum dan
terus-menerus.
B.Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja
atau tidak mau bekerja. Orang yangtidak
mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab
jika dia mencari pekerjaan
(ingin bekerja), mungkin dengan segera mendapatkannya.
Definisiekonomitentang pengangguran tidak identik dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang barudikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah
berusaha mencari kerja, namuntidak mendapatkannya. Dalam
ilmu kependudukan (demografi), orang yang mencarikerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja.Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah
penduduk berusia 15-64 tahun dansedang mencari kerja, sedangkan yang
tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus keluarga atau sekolah, tidak masuk angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah persentase
angkatan kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan.Untuk menghitung besarnya
tingkat pengangguran cukup mudah, yaitu:Jumlah yang
menganggur Tingkat pengangguran = x 100%Jumlah
angkatan kerjaMenurut pendekatan pemanfaatan
tenaga kerja (
Labour
Utilization Approach
angkatan kerja dibedakan
menjadi tiga kelompok, yakni:1. Menganggur
(Unemployed )yaitu mereka yang sama sekali tidak
bekerja atausedang mencari
pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural
Structural
Unemployment
Dikatakan pengangguran
struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerjatidak mampu memenuhi
persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaanyang tersedia. Hal ini
terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat.3.Pengangguran Musiman (
Seasonal
Unemployment
)Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor
pertanian. Misalnya, di luar musim tanam dan panen,
petani umumnya menganggur, sampai menunggu musim tanam dan
panen berikutnya.
C.Hubungan
antara Inflasi dan Pengangguran
Hasil penelitian
Profesor Philip tentang perekonomian Inggris periode 1861-1957menunjukkan adanya hubungan negatif dan non linier
antara kenaikan tingkat upah /inflasi
tingkat upah (
wage
inflation
dengan
pengangguran, seperti dalam gambar di bawah ini.Hubungan
antara Tingkat Upah dan PengangguranDari gambar di atas terlihat biaya dari
pengurangan tingkat pengangguran adalahinflasi
(naiknya tingkat upah). Misalnya, kondisi awal yang dihadapi adalah titik B, dimana tingkat upah W
dan
tingkat pengangguran UJika tingkat pengangguran ingin dikurangi
menjadi U tingkat upah naik menjadi W Berarti terjadi inflasi.
Seandainyayang ditargetkan adalah penurunan
inflasi, secara grafis yang harus dilakukan adalahmengubah titik B ke titik C,
karena W
Menghadapi Masalah Pengangguran
Masalah ini adalah masalah yang selalu
dihadapi oleh setiap perekonomian. Akan tetapi sampai dimana seriusnya masalah
itu berbeda dari satu negara ke negara lain. Terdapat negara – negara yang
msalah penganggurannya sangat serius. Tetapi ada pula negara yang tingkat
penganggurannya sangat rendah dan hampir mendekati tingkat konsumsi tenaga
kerja penuh. Gambar 5.8 ( a ) menunjukkan keseimbangan perekonomian negara yang
menghadapi masalah pengangguran. Masalah ini wujud karena pengeluaran agregat
AE adalah di bawah pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat
konsumsi tenaga kerja penuh. ( AEf ). Pendapatan nasional
adalah Y, yaitu nilainya di bawah pendapatan nasional potensial ( Yf ).
Garis AB dinamakan jurang deflasi. Jurang deflasi adalah jumlah kekurangan
pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga kerja
penuh.
Perkembangan Tingkat Pengangguran
Tingkat pengangguran terbuka di
Indonesia cenderung mengalamipeningkatan dari tahun ke tahun. pada tahun 2002
tingkat pengangguran terbukadi Indonesia sebesar 9,1 persen. Angka ini
meningkat sebesar 0,2 persen dari 9,7persen pada tahun 2003 menjadi 9,9 persen
pada tahun 2004, kemudian seiringdengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi
tingkat pengangguran terbuka jugameningkat hingga mencapai 11,2
persen pada tahun 2005 dan menurun kembalimenjadi 10,3 persen pada
tahun 2006.Selanjutnya, untuk angka melek huruf di Indonesia cenderung
mengalamipeningkatan secara terus menerus dari tahun ke tahun, dimana pada
tahun 2002angka melek huruf hanya sebesar 91,11 persen, meningkat menjadi 91,21
persenpada tahun 2003 dan meningkat hingga mencapai 92,45 persen pada tahun
2005dan merun kembali pada tahun 2006 hingga menjadi 91,45. Angka melek
huruf ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2004.
Mankiw,Gregory
.2006. Pengantar Ekonomi Makro ed.3 (HVS). Jakarta selatan : Salemba Empat
Dr. rer. nat. Dedi Rosadi, M. Sc. 2009.
Perekonomian terbuka . jakarta : Ganesha
Tidak ada komentar:
Posting Komentar