Jumat, 04 Mei 2012

PEMBANGUNAN, INFLASI DAN KETERKAITAN ANTARA PENGANGGURAN DAN INFLASI


KEADAAN PEREKONOMIAN


Pertumbuhan ekonomi di indonesia terus mengalami  peningkatan daritahun ke tahun, dengan memasukan sektor migas maupun non migas. Pada tahun2006 persentase pertumbuhan ekonomi mencapai sebesar 5,5 persen denganmemasukan sektor migas dan 6.1 persen tanpa sektor migas, hal ini menunjukanpersentase pertumbuhan ekonomi di indonesia  mengalami peningkatan  sebesar1,9 persen dengan sektor migas, dan 1,2 persen tanpa memasukan sektor migasdari tahun 2002.Sedangkan untuk nilai tukar Rupiah Indonesia terhadap USD berfluktuasidari tahu ke tahun. Pada tahun 2002 nilai tukar Rupiah sebesar 9318 Rp/USDmenurun menjadi 8593 Rp/USD pada tahun 2003, kemudian meningkat kembalisebesar 347 menjadi 8940  Rp/USD pada tahun 2005 dan menurn kembalimenjadi 9050 Rp/USD pada tahun 2006.Selanjutnya, untuk cadangan devisa Indonesia mengalami peningkatansecara terus menerus dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2002 cadangandevisa hanya sebesar 32 (USD milyar) meningkat menjadi 36,6 pada tahun 2003dan meningkat hingga mencapai 42,6 (USD Milyar) pada tahun 2006 (USDmilyar).Persentase defisit anggaran  terhadap PDB pada tahun 2002 sebesar 1,3persen meningkat menjadi 1,7 persen pada tahun 2003 dan menurun menjadi 0,5persen pada tahun 2005 kemudian meningkat kembali menjadi 0,9 persen padatahun 2006.


¨     PERKEMBANGAN TINGKAT KEMISKINAN
Jumlah dan persentase penduduk miskin pada periode 2002-2006 diIndonesia berfluktuasi dari tahun ke tahun. Jumlah penduduk miskin pada tahun2002 sekitar 38,40 juta jiwa (sekitar 25,10 juta jiwa di perdesaan, dan sekitar13,30 juta jiwa di perkotaan). Angka ini pada tahun 2003 berkurang hinggamenjadi sekitar 37,30 juta jiwa, penurunan hanya terjadi di perkotaan  yaitumenurun menjadi 12,20 juta jiwa, sedangkan di perdesaan tidak mengalamipenurunan. Pada tahun 2004 jumlah penduduk miskin mengalami penurunansekitar 1,2 juta jiwa yaitu berkurang hingga menjadi 36,10 juta jiwa (sekitar 11,40juta jiwa di perkotaan, dan sekitar 24,80 juta jiwa di perdesaan), atau berkurangsekitar sekitar 1,54 persen dari tahun 2002. Pada tahun 2005 jumlah penduduk miskin terus mengalami penurunan hingga menjadi 35,10 juta jiwa penurunanhanya terjadi di perdesaan yaitu menurun sebesat 2,1 juta jiwa sedangkan diperkotaan meningkat sekitar 1,0 juta jiwa dari tahun 2004. Pada tahun 2006jumlah penduduk miskin mengalami peningkatan hingga mencapai 39,30 jutajiwa, peningkatan terjadi di perkotaan dan perdesasan (sekitar 14,49 juta jiwa

 INFLASI DAN PENGANGGURAN
Salah satu penyakit perekonomian yang tidak dikendaki oleh setiap rezim pemerintahanmanapun adalah inflasi dan pengangguran. Inflasi akan mengurangi daya beli masyarakat, yang akan berdampak buruk pada peningkatan kesejahteraan hidup masyarakat. Pengangguran bukan hanya berdampak negatif terhadap pelemahan pendapatannasional, tetapi lebih dari itu, pengangguran yang tidak terkendali memicu konflik sosial dan kestabilan nasional.

A.Pengertian Inflasi
Inflasi adalah gejala kenaikan harga barang-barang yang bersifat umum dan terus-menerus. Dari definisi ini, ada tiga komponen yang harus dipenuhi agar dapat dikatakantelah terjadi inflasi:
•Kenaikan HargaHarga suatu komoditas dikatakan naik jika menjadi lebih tinggi daripada harga periode sebelumnya.
•BersifatUmumKenaikan harga suatu komoditas belum dapat dikatakan inflasi jika kenaikantersebut tidak menyebabkan harga-harga secara umum naik.
•Berlangsung Terus-menerusKenaikan harga yang bersifat umum juga belum akan memunculkan inflasi, jikaterjadinya hanya sesaat. Karena itu perhitungan inflasi dilakukan dalam rentang waktuminimal bulanan. Sebab dalam sebulan akan terlihat apakah kenaikan harga bersifatumum dan terus-menerus.

B.Pengangguran
Menganggur tidak sama dengan tidak bekerja atau tidak mau bekerja. Orang yangtidak mau bekerja, tidak dapat dikatakan sebagai pengangguran. Sebab jika dia mencari pekerjaan (ingin bekerja), mungkin dengan segera mendapatkannya.
Definisiekonomitentang pengangguran tidak identik dengan tidak (mau) bekerja. Seseorang barudikatakan menganggur bila dia ingin bekerja dan telah berusaha mencari kerja, namuntidak mendapatkannya. Dalam ilmu kependudukan (demografi), orang yang mencarikerja masuk dalam kelompok penduduk yang disebut angkatan kerja.Yang dihitung sebagai angkatan kerja adalah penduduk berusia 15-64 tahun dansedang mencari kerja, sedangkan yang tidak mencari kerja, entah karena harus mengurus keluarga atau sekolah, tidak masuk angkatan kerja. Tingkat pengangguran adalah persentase angkatan kerja yang tidak/belum mendapatkan pekerjaan.Untuk menghitung besarnya tingkat pengangguran cukup mudah, yaitu:Jumlah yang menganggur Tingkat pengangguran = x 100%Jumlah angkatan kerjaMenurut pendekatan pemanfaatan tenaga kerja (

  Labour Utilization Approach
angkatan kerja dibedakan menjadi tiga kelompok, yakni:1. Menganggur
(Unemployed )yaitu mereka yang sama sekali tidak bekerja atausedang mencari
pekerjaan.
2. Pengangguran Struktural 
Structural Unemployment 
Dikatakan pengangguran struktural karena sifatnya yang mendasar. Pencari kerjatidak mampu memenuhi persyaratan yang dibutuhkan untuk lowongan pekerjaanyang tersedia. Hal ini terjadi dalam perekonomian yang berkembang pesat.3.Pengangguran Musiman (
Seasonal Unemployment 
)Pengangguran ini berkaitan erat dengan fluktuasi kegiatan ekonomi jangka pendek, terutama terjadi di sektor pertanian. Misalnya, di luar musim tanam dan panen, petani umumnya menganggur, sampai menunggu musim tanam dan panen berikutnya.

C.Hubungan antara Inflasi dan Pengangguran
Hasil penelitian Profesor Philip tentang perekonomian Inggris periode 1861-1957menunjukkan adanya hubungan negatif dan non linier antara kenaikan tingkat upah /inflasi tingkat upah (
wage inflation
dengan pengangguran, seperti dalam gambar di bawah ini.Hubungan antara Tingkat Upah dan PengangguranDari gambar di atas terlihat biaya dari pengurangan tingkat pengangguran adalahinflasi (naiknya tingkat upah). Misalnya, kondisi awal yang dihadapi adalah titik B, dimana tingkat upah W
dan tingkat pengangguran UJika tingkat pengangguran ingin dikurangi menjadi U tingkat upah naik menjadi W Berarti terjadi inflasi. Seandainyayang ditargetkan adalah penurunan inflasi, secara grafis yang harus dilakukan adalahmengubah titik B ke titik C, karena W

Menghadapi Masalah Pengangguran
 Masalah ini adalah masalah yang selalu dihadapi oleh setiap perekonomian. Akan tetapi sampai dimana seriusnya masalah itu berbeda dari satu negara ke negara lain. Terdapat negara – negara yang msalah penganggurannya sangat serius. Tetapi ada pula negara yang tingkat penganggurannya sangat rendah dan hampir mendekati tingkat konsumsi tenaga kerja penuh. Gambar 5.8 ( a ) menunjukkan keseimbangan perekonomian negara yang menghadapi masalah pengangguran. Masalah ini wujud karena pengeluaran agregat AE adalah di bawah pengeluaran agregat yang diperlukan untuk mencapai tingkat konsumsi tenaga kerja penuh. ( AE). Pendapatan nasional adalah Y, yaitu nilainya di bawah pendapatan nasional potensial ( Y). Garis AB dinamakan jurang deflasi. Jurang deflasi adalah jumlah kekurangan pembelanjaan agregat yang diperlukan untuk mencapai konsumsi tenaga kerja penuh.

Perkembangan Tingkat Pengangguran 
 Tingkat pengangguran terbuka di Indonesia cenderung mengalamipeningkatan dari tahun ke tahun. pada tahun 2002 tingkat pengangguran terbukadi Indonesia sebesar 9,1 persen. Angka ini meningkat sebesar 0,2 persen dari 9,7persen pada tahun 2003 menjadi 9,9 persen pada tahun 2004, kemudian seiringdengan meningkatnya pertumbuhan ekonomi tingkat pengangguran terbuka jugameningkat hingga mencapai 11,2   persen pada tahun 2005 dan menurun kembalimenjadi 10,3 persen pada tahun 2006.Selanjutnya, untuk angka melek huruf di Indonesia cenderung mengalamipeningkatan secara terus menerus dari tahun ke tahun, dimana pada tahun 2002angka melek huruf hanya sebesar 91,11 persen, meningkat menjadi 91,21 persenpada tahun 2003 dan meningkat hingga mencapai 92,45 persen pada tahun 2005dan merun kembali pada tahun 2006 hingga menjadi 91,45. Angka melek huruf ini lebih rendah bila dibandingkan dengan tahun 2004.

·         scribd.com/scribd
 Mankiw,Gregory .2006. Pengantar Ekonomi Makro ed.3 (HVS). Jakarta selatan : Salemba Empat
Dr. rer. nat. Dedi Rosadi, M. Sc. 2009. Perekonomian terbuka . jakarta : Ganesha




Tidak ada komentar:

Posting Komentar