Kamis, 20 Juni 2013

KONFLIK PADA DIRI SISWA

KONFLIK PADA DIRI SISWA
Konflik itu kata yang membikin perasaan nggak tenang, konflik juga menimbulkan suasana yang meresahkan, konflik, sepantasnyalah dihindari, konflik menjaukan kita dari teman dan sahabat, konflik menjadikan kita “BT” (bad mood), konflik itu mengikis rasa percaya dan konflik juga menjadikan hidup kita tidak produktif.

Pengertian Konflik
Robbins (1996) dalam “Organization Behavior” menjelaskan bahwa konflik adalah suatu proses interaksi yang terjadi akibat adanya ketidaksesuaian antara dua pendapat (sudut pandang) yang berpengaruh atas pihak-pihak yang terlibat baik pengaruh positif maupun pengaruh negatif.
Konflik juga bisa kita maknai tidak adanya kesesuaian antara harapan yang kita perjuangkan dengan kenyataan (realitas) yang kita hadapi atau kita terima. Pada umumnya konflik akan berakibat buruk, seperti rasa resah, takut, cemas dan sebagainya. Sedangkan yang menyangkut orang lain konflik bisa mengakibatkan hilangnya rasa saling percaya, menjauhkan kita dari teman, menimbulkan pertentangan sehingga apabila dibiarkan berlarut akan menimbulkan perkelahian dsb. Tetapi tahukah kita, bahwa didalam konflik sebenarnya juga terkandung hal-hal positif?. Beberapa contoh manfaat dari konflik sebagai berikut ( Johnson, 1981 ) :
·         Konflik dapat membuat kita sadar bahwa ada masalah yang perlu diselesaikan dalam hubungan kita dengan orang lain.
·         Konflik dapat memunculkan kesadaran dan memotivasi kita untuk melakukan berbagai perubahan dalam diri kita.
·         Konflik dapat memotivasi kita untuk segera memecahkan msalah yang selama ini tidak kita sadari dengan jelas.
·         Konflik juga bisa membuat kehidupan menjadi lebih menarik.
·         Munculnya konflik dalam ragam pendapat bisa membantu kita kearah pencapaian keputusan bersama yang lebih matang dan qualified.
·         Konflik juga dapat menghilangkan ketegangan-ketegangan kecil yang sering terjadi dan muncul dalam hubungan kita dengan orang lain.
·         Konflik juga dapat membuat diri kita sadar tentang dan bagaimana kita sebenarnya.
·         Konflik bahkan dapat menjadi sumber hiburan.
·         Konflik dapat mengakrabkan dan memperluas hubungan

2. Reaksi terhadap Konflik
Berbagai bentuk reaksi kita dalam menghadapi konflik, diantaranya adalah
1) Avoidance (menghindar)
Tidak semua konflik bisa kita hindari, tetapi meminimalisir konflik dengan sebisa mungkin menghindari benturan-benturan kepentingan
2) Collaboration (bekerjasama)
Bekerjasama memujudkan keinginan dan kepentingan untuk sebuah tujuan, akan mengurangi potensi timbulnya konflik.
3) Compromise (kompromi)
Mengkompromikan masalah yang kita hadapi dengan win win solution, masing-masing pihak tidak merasa dirugikan dan merasa sebagai pemenang.
4) Competition (bersaing)
Cara ini menjadikan salah satu pihak menjadi pemenang dan pihak lain menjadi pecundang.
5) Acomodation (Akomodatif)
Merelakan hak kita diambil orang lain demi menghindari terjadinya konflik.
3. Kiat Siswa (Remaja) Menghadapi Konflik
1) Tetap Percaya
Tetap percaya pada  seseorang yang sedang bermasalah dengan kita, ingat bahwa hubungan persaudaraan atau persahabatan tidak akan selalu berjalan dengan mulus, oleh karena itu anda harus tetap percaya bahwa masing-masing bisa menjaga hubungan yang harmonis tersebut
2) Bicara  dari Hati ke Hati
Ketika sedang menghadapi konflik dengan seseorang usahakan anda untuk bisa membicarakannya dengan baik yaitu dari hati kehati,sehingga dengan demikian anda akan mengerti apa yang sebenarnya teman anda inginkan.
3) Curhat yang benar
Lakukanlah curhat dengan memilih tempat curhat yang paling tepat. Apabila anda salah memilih teman curhat, hal-hal buruk yang tidak anda inginkan bisa terjadi. Curhatlah kepada mereka yang memahaimi masalahmu, misalnya  Guru BK, teman karib yang dipercaya, Ibu atau Bapak di rumah dsb.
4) Pilih suasana yang tepat
Suasana dalam hal ini bisa waktu dan tempat. Untuk waktu, misalnya jangan buru-buru untuk menyelesaikan konflik padahal suasananya temanmu sedang marah besar kepadamu. Tunggu dan cari waktu agar amarahnya mereda dan pilih waktu yang paling memungkinkan. Tempat, bisa kalian pilih tempat-tempat yang romantis, misalnya pemandangan di pegunungan atau di tepi pantai. Atau ditempat-tempat favorit anda.
5)      Kenang hal-hal yang lucu yang pernah anda alami dengan teman anda tersebut
6) Beri maaf
Pernahkah kamu menemui orang yang berkata, “ Udahlah kamu dah aku maafkan, tapi jangan temui aku lagi!!” atau sebaliknya, “ Pokoknya aku nggak maafin dia sebelum dia meminta maaf ke aku!!!”, wah yang begini ini sulit dech konflik akan cepat teratasi.
7) Instropeksi
Jangan langsung menyalahkan teman andalah yang menyebabkan konflik tersebut, tapi anda juga harus instropeksi jangan-jangan anda biang keladinya
Jalin Komunikasi
Komunikasi sangat diperlukan sehingga dengan komunikasi tersebut anda akan dapat saling mengerti keinginan masing-masing.
Bertengkar dengan teman adalah hal yang wajar tetapi yang lebih penting kemampuan dan kemauan kalian menyelesaikan masalah.
Salam perdamaian!


Hal-hal yang sering kita lupakan karena dianggap sepele dalam bergaul

A.     Hal-hal yang sering kita lupakan karena dianggap sepele dalam bergaul
Kadang kala kita sering menyepelekan sesuatu. Tidak susah dikerjakan, tetapi akibatnya bisa fatal kala sering ditinggalkan. Padahal kalau kita mau mengerjakannya, hal ini bisa menjadi pelumas, untuk sukses-sukses berikutnya, hal-hal tersebut adalah :
1.      Bilang terima kasih
Hanya satu kata, tetapi membuat teman simpati dengan kita. Misalnya setelah kita bertanya, mencari informasi tentang sesuatu kita bilang terima kasih atau bilang thanks saat teman kita menolong …..
2.      Mengembalikan barang ke tempatnya semula
Hal ini sebenarnya sangat mudah. Kalau kita mengambil sesuatu dari laci, setelah menggunakannya kita kembalikan ketempat semua.
3.      Meminta maaf
Ini kalau kita membuat kesalahan, walau tidak terlalu besar dengan meminta maaf, maka orang lain akan mudah menerima kita kembali seperti sebelumnya dan kesalahan kita akan dihapus.
4.      Memberi kabar
Ketika kita sudah janjikan dengan orang lain atau teman, tetapi ada masalah sedikit sehingga tidak bisa dapat tepat waktu.
5.      Mencatat  yang lengkap
Ini sering terjadi ketika mencatat nomor telepon teman kita. Saking asyiknya ngobrol dan berkenalan, kita menyangka cukuplah menulis nomornya saja. Begitu kita perlu, kita jadi bingung sendiri.

6.      Meminta izin
Hanya ingin meminjam penghapus, gunting, atau apapun yang kita perlukan, walau itu bukan barang mewah, kalau kita mau minta izin dulu dengan yang punya, maka dengan mudah kita akan diperilahkan menggunakannya dan suatu saat nanti kita juga akan memudahkan dalam urusan pinjam-meminjam.
Oleh sebab itu, setiap tingkah laku kita Anda bawakan/lakukan hedaknya selalu diperhatikan / dipikirkan terlebih dahulu, agar oleh masyarakat, sekolah, teman sekitar bisa menerimanya.
Misalnya :
a.      Berbicara
Ø  Berbicara sopan santun yang baik adalah seperlunya saja (pokoknya saja). Misalnya : Jangan membicarakan kejelekan orang lain atau keluarga di depan orang banya, apabila di depan orang yang baru dikenal.
Ø  Memotong pembicaraan orang lain
Ø  Jangan bicara sendiri atau semuanya disaat ada orang lain yang sedang bicara dalam rapat, khutbah, atau guru yang sedang menerangkan di kels, sebab akan menganggu orang lain, dan sebagainya.
b.      Meludah
Ø  Meludah di sembarang tempat, selain tidak sopan juga tidak sedap dipandang mata, penyebabnya kuman penyakit, dan lain-lain.
Ø  Meludah juga bisa diartikan seolah-olah menghina orang yang sedang ada didekatnya.
Ø  Mudah dan berbunyi akan menimbulkan jijik orang lain, dan lain-lain
c.       Menguap
Ø  Menguap di depan orang banyak bukan saja tidak sopan tetapi juga menunjukkan sifat pemalas, sekali bisa diatasi dengan menutup telapak tangan atau menunduk sebentar agar tidak tampak, bila tampak, bila tampak orang lain harus minta maaf.
Ø  Kalau kentut tidak berbunyi dan tidak berbau tidak masalah, tetapi jika berbunyi dan berbau akan tidak baik, minta ijin keluar sebentar untuk mencari tempat yang tepat.
Ø  Jangan tertawa dibuat-buat, seperti membuka mulut lebar-lebar dan bersuara sangat keras, karena tertawa demikian seolah-olah mengejek atau menghina.
Ø  Tertawa yang wajar (tidak dibuat-buat) akan menunjukkan atau ungkapan hati yang senang atau bahagia.


MEMAHAMI DAN MENERAPKAN NORMA TATA KARMA DALAM BERGAUL BAIK DI LINGK. RUMAH, SEKOLAH DAN MASYARAKAT

MEMAHAMI DAN MENERAPKAN NORMA TATA KARMA DALAM BERGAUL BAIK DI LINGK. RUMAH, SEKOLAH DAN MASYARAKAT


Gaul di sekolah (tanpa lupa sopan santun)
Anak gaul ….? Macam-macam definisi/artinya misalnya modern,  mengikuti perkembangan, tidak katrok/ndeso, tidak gaptek (gagap teknologi), tidak kuper, seabrek artinya jika nanda mungkin diminta mendefinisikan.
Yang jadi pertanyaan sekarang adalah : apakah anak yang sopan dalam berpenampilan, santun dalam bicara, selalu menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang muda itu tidak gaul? Mencium tangan orang yang lebih tua saat bersalaman, menundukan badan saat melewati depan orang tua, memakai krudung bagi siswi muslimah itu tidak gaul? Benarkah….?

A.     Etiket Bergaul
Sebagai remaja kita perlu teman, karena itu perlu memperluas pergaulan. Supaya kita dapat bergaul dengan baik, kita harus memahami ilmunya terlebih dahlu yaitu "etiket bergaul". Yang dimaksud etiket bergaul adalah sopan santun atau tata karma dalam bergaul yang sesuai dengan situasi dan keadaan serta tidak melanggar norma-norma yang berlaku, baik norma agama, norma kesopanan, norma hukum dan lain-lain.
Pada dasarnya manusia dituntut untuk saling berhubungan, saling mengenal dan saling membantu, namun dalam bergaul ada nilai-nilai yang harus dipedomani. Nilai-nilai tersebut harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, agar tingkah laku kita dapat diterima dan disenangi oleh siapa saja yang bergaul dengan kita. Kita harus ingat bahwa tata karma dan tingkah laku kita sehari-hari merupakan cermin pribadi diri kita sendiri.
Dalam bergaul juga sebaiknya pandai menempatkan diri , seperti pribahasa mengatakan "dimana kaki berpijak di situ langit dijunjung". Dalam pergaulan, kita harus dapat membedakan bagaimana sikap kita terhadap orang yang lebih tua, sebaya, dan yang lebih muda. Orang yang lebih tua atau yang dituakan harus kita hormati, yang sebaya harus hargai dan yang lebih muda harus kita sayangi.
Di bawah ini beberapa contoh bersopan santun dalam pergaulan :
1)      Sopan santun dalam berbicara
a.      Berbicara seperlunya dan jelas agar tidak membosankan
b.      Berbicara singkat dan ramah
c.       Hendaknya menghargai pendapat orang lain, meskipun bertentangan dengan kita, agar tidak merusak hubungan
d.      Jangan  sekali-kali mengatakan "jahat", "bodoh", sebab umumnya orang tidak mau dicela
e.      Berbicara tidak sambil makan
f.        Hendaknya berbicara secara jujur, terus terang
g.      Berbicara tidak menyinggung perasaan
h.      Hendaknya  berbicara memperhatikan waktu dan menyesuaikan dengan keadaan
2)      Sopan­ santun dalam menegur atau memberi hormat
a.      Bertegur sopa memberi hormat, hendaknya yang lebih muda menegur terlebih dahulu kepada yang lebih tua
b.      Saat berbicara dengan yang lebih tua, jangan menunjukkan sikap sombong, misalnya tangan dipinggang atau di saku
3)      Sopan santun dalam menelpon
a.      Menyebutkan salam dan identitas diri
b.      Menggunakan bahasa yang sopan saat menelpon, tidak kasar, dan tidak sombong
c.       Jangan berbicara terlalu lama apalagi hal yang dibicarakan tidak penting.
d.      Jangan  lupa mengucapkan terima kasih, atau "ada yang dapat saya bantu ?" atau "pesan anda akan saya sampaikan kepada.………………."
4)      Sopan santun dalam surat menyurat
a.      Menggunakan bahasa dan tulisan yang baik dan jelas
b.      Berikan surat kepada orang yang lebih tua, sebaiknya jangan menggunakan kartu pos
c.       Jangn mengisi surat dengan pensil
d.      Kertas surat dan sampul hendaknya yang baik jangan mengunakan sobekan kertas dari buku tulis.
e.      Isi surat jangan menceritakan diri sendiri saja, melainkan terlebih dahulu menanyakan orang yang dikirim surat.
f.        Surat yang kita terima hendaknya lekas kita jawab atau dibalas
g.      Jangan sekali-kali membuka surat atau membacara surat yang dialamatkan untuk orang lain kecuali seizing dari orang yang bersangkutan
5)      Sopan santun dalam berkenalan
a.     Jika ingin berkenalan kepada seorang sebaiknya tersenyum terlebih dahulu
b.     Waktu berjabatan menggunakan ujung tangan saja. Berjabat tangan yang baik dan sopan yaitu erat bersemangat tetapi ringkas
6)      Sopan santun dalam berpakaian
a.      Berpakaian yang sopan, pantas, rapi, bersih dan enak dipandang tidak perlu yang mahal
b.      Warna pakaian yang kita pilih hendaknnya sesuai dengan warna kulit
c.      Hendaknya jangan berpakaian yang terlalu sempit atau longgar

7)      Sopan santun dalam bertamu
a.      Sebaiknya jangan datang bertemu pada waktu orang sedang sibuk, sedang makan, sedang istirahat/ tidur
b.      Jika kita bertemu, jangan terlalu lama, sebaiknya membatasi diri
8)      Sopan santun dalam menerima tamu
a.     Waktu menerima tamu, hendaknya bersikap ramah, dan menunjukkan wajah berseri-seri meskipun kita dalam keadaan susah
b.     Kita berusaha agar tamu itu merasa senang dan kerasan, jangan sampai pembicaraan kita menyinggung perasaannya.
9)      Sopan santun dalam memelihara kebersihan badan (fisik) dan mental
a.      Orang lelaki sebaiknya tidak membiarkan rambut, kumis, dan janggut panjang sehingga menjijikan orang lain.
b.      Jangan memelihara kuku panjang, membiarkan gigi berwarna kining dan kotor karena tidak pernah digosok
c.      Sebulan sekali hendaknya orang lelaki berpangkas rambut, mencukur rambut dan cambang
d.      Gigi hendaknya digosok dengan sikat gigi, sekurang-kurangnya dua kali sehari
e.      Rambut dicuci sekurang-kurangnya dua hari sekali
f.       Sebaiknya kita mandi dua kali sehari-hari pagi dan sore.
g.      Jika kita mempunyai badan berpanu dan berkeringat bau busuk segera diobati
h.      Mengganti pakaian dalam pagi dan sore, atau sekurang-kurangnya satu kali sehari
i.        Tidak suka berprasangka buruk dan tidak jahil

j.        Tidak suka menceritakan kekurangan orang lain atau menjelek-jelekkan orang lain.

PERILAKU SOSIAL YANG BERTANGGUNG JAWAB

PERILAKU SOSIAL YANG BERTANGGUNG JAWAB
 
Sikap respek terhadap orang lain
Sikap respek terhadap orang lain adalah sikap menghormati atau menghargai orang lain. Sikap ini didasarkan kepada kesadaran bahwa setiap manusia memiliki harkat dan martabat yang sama di hadapan Tuhan.
Sikap saling menghormati antarsesama, merupakan syarat mutlak bagi terciptanya kehidupan bersama yang sejahtera, dan mempererat rasa persatuan dan kesatuan. Dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa, sikap ini sangat penting dimiliki oleh setiap warga, apalagi mengingat bahwa masyarakat kita terdiri dari multi (keragaman) etnis, ras, agama, dan budaya. Apabila sikap ini tidak dimiliki oleh setiap warga, maka akan berkembang sikap saling melecehkan, merendahkan, baik perorangan maupun kelompok. Kondisi ini akan memicu munculnya sikap permusuhan dan saling mencurigai antara satu dengan  lainnya yang akhirnya akan memporak-porandakan persatuan dan kesatuan bangsa.
Sehubungan dengan hal itulah, maka Anda sebagai siswa, atau warga masyarakat dari negara yang memiliki keragaman suku, ras, agama, dan budaya, dituntut untuk memiliki sikap respek ini. Dalam kehidupan  Anda sehari-hari, baik di lingkungan sekolah maupun masyarakat pada umumnya, sikap respek terhadap orang lain itu dapat diwujudkan dalam perilaku sebagai berikut :
a.        Menghormati agama yang dianut teman atau orang lain.
b.        Menjalin persahabatan dengan orang lain, tanpa melihat perbedaan suku,  ras,  agama,  atau budaya.    
c.        Menghargai keadaan orang lain sebagaimana adanya.
d.        Menghargai pendapat teman (orang lain).
e.        Bertutur kata yang sopan.
f.         Tidak mencemoohkan atau melecehkan orang lain.

1.       Kepedulian terhadap kepentingan orang lain (sikap altruis atau kesetiakawanan sosial)
Agama mengajarkan bahwa "Orang yang baik itu adalah orang yang banyak memberikan manfaat kepada orang lain" atau "Tangan yang di atas lebih baik dari tangan yang di bawah ".
Keterangan di atas, menunjukkan bahwa agama sangat memuliakan orang yang memiliki sikap pribadi (watak) yang dermawan, sosial, memiliki kepedulian untuk menyejahterakan orang lain yang sedang berada dalam keadaan terjepit. Sebagai makhluk  beragama, termasuk Anda wajib hukumnya memiliki sikap ini. Dalam kehidupan atau pergaulan Anda sebagai remaja, maka sikap ini seyogyanya terwujud dalam perilaku, seperti:
a.      Mau menengok teman yang sakit.
b.      Membantu teman yang memerlukan petolongan (dalam hal yang baik, bukan membantu teman yang berkelahi).
c.       Saling memberi nasihat dalam kebenaran (seperti memotivasi teman yang malas belajar, atau memberikan saran yang baik kepada teman yang suka berbuat menyimpang).
d.      Mau menyisihkan uang, pakaian, atau harang-barang tertentu untuk diberikan kepada fakir miskin,  yatim piatu, atau yang ditimpa musibah (seperti bencana alam). Dalam hal ini, sangatlah mulia apabila Anda lulus ujian tidak mencoret-coret pakaian tetapi mengumpulkan pakaian itu bersama teman, kemudian kirimkan kepada orang-orang yang sangat memerlukannya.

2.       Berpartisipasi aktif dalam kegiatan sosial
Masyarakat kita terkenal dengan sikap "Gotong Royong". Sikap ini menggambarkan kepedulian sosial warga masyarakat untuk memelihara kepentingan bersama, menghindarkan diri dari sikap egois individualistis.
Anda sebagai warga masyarakat seyogyanya juga sudah mampu mengembangkan sikap tersebut, yaitu memiliki kepedulian untuk memelihara kepentingan bersama, ikut terlibat dalam aktivitas kemasyarakatan dalam kehidupan sehari-hari, baik lingkungan sekolah atau masyarakat.  Anda sebagai remaja sudah seyogyanya menampilkan perilaku sebagai berikut :
a. Memelihara kebersihan lingkungan baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat. Contohnya : Ikut terlibat dalam memelihara kebersihan rumah, ikut aktif dalam piket kebersihan sekolah, membuang sampah pada tempatnya
a.    Memelihara ketertiban dan keamanan lingkungan baik di sekolah maupun masyarakat. Contohnya: tidak ribut di kelas, tidak membawa senjata tajam ke sekolah, tidak berbuat onar atau menjadi biang keladi kerusuhan, baik di sekolah atau di masyarakat.
b.    Memelihara kedisiplinan berlalu lintas.
c.    Berpatisipasi aktif dalam kegiatan sekolah.
d.    Berpartisipasi aktif dalam kegiatan   atau kepanitiaan yang diadakan di lingkungan masyarakat.
e.    Aktif dalam organisasi, baik OSIS maupun organisasi kepemudaan, seperti : Karang Taruna, Pramuka, PMR, dan IRMA (Ikatan Remaja Masjid), dan lain-lainnya